Ayat Renungan: Kejadian 49:10, “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.”
Ibrani 7:14, “Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.”
Yesus Kristus, Sang Mesias dinubuatkan lahir dari keturunan Yehuda, suku yang diberkati Yakub untuk menjadi pemimpin bagi saudara-saudaranya. Bahkan dalam Kitab Wahyu 5:5, dinyatakan bahwa, “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Gelar “Singa dari Yehuda” menjadi legitimasi bahwa Yesus, Sang Mesias adalah Raja yang sah, sesuai dengan trah keturunan Daud. Tapi mengapa suku Yehuda? Apa yang membuat Yehuda mendapatkan berkat istimewa ini?
Hal ini kembali kepada kisah bagaimana Yusuf dijual menjadi budak ke tanah Mesir. Dari 10 saudaranya saat itu, mereka berniat untuk membunuh Yusuf. Namun Yehuda memberikan ide yang menyelamatkan Yusuf (Kejadian 37:26-27). Iri hati saudara-saudaranya, telah mengubah nasib Yusuf dari seorang anak kesayangan menjadi budak.
Namun titik balik utama dari kisah ini adalah saat Yusuf akan menahan saudaranya, Benyamin. Saat itu Yehuda mengambil sikap dengan rendah hati memberikan dirinya sebagai ganti adiknya itu untuk ditahan. “Tetapi hambamu ini telah menanggung anak itu terhadap ayahku dengan perkataan: Jika aku tidak membawanya kembali kepada bapa, maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya. “ (Kejadian 44:32-33).
Yehuda menunjukkan sebuah perbedaan besar dari saudara-saudaranya yang lain, kesediaan untuk berkorban. Hal ini pulalah yang menggerakkan hati Yusuf, sehingga ia mengungkap siapa dirinya yang sebenarnya dihadapan saudara-saudaranya.
Sikap Yehuda pada akhirnya membawa berkat yang luar biasa atas keturunannya, dan dari dirinyalah raja-raja Israel lahir. Dan bahkan, melalui namanya Sang Mesias itu lahir. Raja segala raja, yang menggenapi nubuatan bahwa “kepadanya takluk bangsa-bangsa.”
Hari ini, kita belajar dari sosok Yehuda tentang kerendahan hati, bagaimana ia mau dibentuk dari orang yang iri hati kepada saudaranya, menjadi seorang pribadi yang rela berkorban untuk orang-orang yang ia kasihi. Hal itu yang membuat Yehuda mendapatkan kehormatan untuk menjadi pemimpin bagi saudara-saudaranya. Karena kepemimpinan yang sejati, lahir dari kerendahan hati dan kerelaan untuk melayani serta berkorban bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Keteladanan itu jugalah yang Yesus Kristus nyatakan melalui kelahiran-Nya ke dunia ini. Karena Ia datang bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani dan bahkan mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Kiranya kebenaran ini menjadi inspirasi bagi kita dalam merenungkan kebaikan Tuhan di hari Natal ini. Tuhan Yesus memberkati.
Action : Putuskanlah satu hal yang Anda bisa lakukan hari ini sebagai tindakan melayani seseorang, lakukan dengan tulus karena kasih.
Ayat Hafalan: Matius 20:27-28, “Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."